Saya tidak pernah menyadari kehadirannya, mungkin karena saya tidak pernah bertatap muka dengannya…
Sampai ketika aku memiliki gambar ini…gambar punggung milikku sendiri..
Punggung yang selama ini bersamaku, yang juga merasakan lelahku...
Yang terlupakan tapi memiliki kesetiaan melebihi seekor anjing…
dia bahkan tak pernah berkhianat..
Dia juga tak pernah marah ketika kau tak membiarkannya berbaring sejenak
meski diselimuti kabut penat karena perbuatanmu sendiri.
Dia yang selalu melindungimu tanpa diminta..
Dia yang tertindih, dia yang tergerus letih, dia yang selalu setia di belakangmu
Dia yang tak secerewet mata, tak senakal tangan, tak seindah wajah, dia yang hanya diam
Punggungku sayang, punggungku malang mengapa kita baru bertemu sekarang…
Anehnya aku selalu menggemari punggung orang-orang, termasuk punggungmu..
Mungkin kau tak tahu kecuali kau punya mata di belakang kepalamu tentunya,
Dan menangkap basah mataku yang terus menatap punggungmu ketika kau berbalik menjauh…
Bagaimana aku bisa menggemari sosok punggungmu ini…
Mungkin karena itu adalah anggota tubuhmu yang paling ramah..
Punggung mu yang tak pernah marah jika kupandangi…berbeda dengan wajah yang jika dipandangi akan berbalik..atau dada yang memiliki kaki tangan untuk menghindar..
Tapi punggungmu, malah selalu balas menatapku sampai hilang menjadi titik di ujung jalan
Punggungmu yang selalu menangkap kehadiranku..
Punggungmu yang selalu mengucapkan selamat tinggal ketika kau pergi..
Punggungmu yang selalu memanggil untuk dipeluk…
Punggungmu yang selalu akrab dengan air mataku…
Punggungmu yang bisu, dan air mataku yang cerewet..
Saling mengucapkan selamat tinggal
sf
sf
No comments:
Post a Comment