28.6.11

Makan siang dengan senyap

weheartit

Siang ini lapar membuatku menjadi sosok gadis baik-baik,
karena lapar aku menjadi sangat pendiam dan tak banyak tingkah
Sebenarnya aku punya banyak kesempatan siang ini untuk membunuh rasa lapar.
Tapi terlambat, rasa lapar yang akut ini tidak bisa membuat mulutku untuk bersuara
Meminta bahkan memohon kepada seseorang untuk membelikan setangkup nasi.

Lapar itu seperti mengingat kamu, dapat membunuh perasaan bahagia dan merusak hari itu
Bedanya, lapar bisa disembuhkan dengan makanan yang berlimpah di mana-mana
Tapi mengingat kamu, tak bisa disembuhkan, karena kamu entah di mana..

Aku pulang dengan rasa lapar yang menggigit, dan tidak menemukan apa-apa dirumah
Senyap, sesenyap ruang yang ada diperutku..
Dengan rasa lapar yang menaungi, aku berjalan untuk mencari apapun yang bisa dimakan
Saya tak akan pilih kasih kali ini..warung pertama yang terkunjungi, masuk dan memesan apapun yang mereka punya.
Sampai ketika makananku belum terhidang, perasaanku masih tak menentu
Dan kemudian setelah sesuap dan aku mengunyahnya perlahan-lahan,
Kini hanya ada aku dan makan siangku, saling hadap-hadapan untuk melepas rindu
Rasanya seperti ingin tiba-tiba menangis entah karena apa
Perasaan yang datang seperti,  jika engkau sedang didekap
Jikalau saja tak banyak orang disana mungkin airmataku akan  luruh

Aku tak pernah tahu bahwa rasa lapar bisa membuat seseorang sangat melankolis
Aku tak pernah tahu bahwa berpeluh sendiri untuk menemukan makananmu bisa senikmat ini
Aku tak pernah tahu bahwa berjalan dengan kakimu sendiri demi rasa kenyang akan seberarti ini
Ini mungkin makan siang paling hening, lapar paling senyap yang pernah aku alami
Tapi paling lahap yang pernah ada...


sf

24.6.11

Renungan sore

weheartit

Menunggu matahari menutup  hari ini…
Dan  menyambut malam dan mengikuti aturannya.
Dan tidurlah, biarkan semua pikiran, hati, dan jiwa untuk tertidur untuk malam ini.
Dan jangan bermimpi.
Terkadang bermimpi membuat kita terbangun dengan perasaan sekarat.
Dan yang paling menyakitkan jika tak bisa mengingat mimpi itu
Rasanya seperti hilang ingatan, mencoba mengingatnya membuat perasaan seperti terbuang.
Kita terlalu lelah untuk bisa mengingat kembali.

Saya sedang butuh keseimbangan,
Saya seperti seorang tua yang tak mengingat waktu dengan baik…
Melakukan semua hal dengan berlebihan, sebenarnya mungkin hanya karena terlalu bersemangat
Pada suatu hal, hingga tak menyadarinya jika aku melupakan sekelilingku yang juga butuh
Kepedulianku.
Yah..hari ini saya berusaha untuk membuatnya kembali normal
Seperti menempatkan suatu minat pada posisi yang berlebihan hingga membuatmu kecanduan
Mungkin mengetahui banyak hal bisa berakibat buruk,
Tetapi  fokus  terhadap suatu hal bisa membuatmu bersinar  di kepulannya.

sf



Saling melupakan

Kita sebenarnya sama
Sama-sama patah dan terluka
Kita tak bisa saling menyembuhkan, tapi hanya akan saling menyakiti
Saya pergi karena tidak ingin menyakiti terlalu banyak
Sudah cukup luka yang kau dapatkan dariku
Kamu akan mati terbunuh jika terus bersamaku..
Karena kau tak tahu kalau aku kini sedang membunuhmu perlahan-lahan
Tanpa kau sadari, tanpa kusadari

Saya sungguh tak ingin semua ini terjadi
Jika saja aku bisa,
Saya akan memilih jadi budakmu, bukan budaknya
Tapi sungguh aku tak mampu…

Sebenarnya saya seorang yang  bodoh,
Mungkin ketika hari mulai senja,
Saya akan menyesali semua ini,
Ketika tak ada seseorang yang sepertimu

Marilah sini denganku,
Marilah kita saling melupakan
Seperti berdiri di persimpangan
Dengan seseorang yang telah bersamamu separuh jalan
Saling menjabat tangan , dengan satu pelukan yang erat
ada air mataku, ada senyummu dan kita sama-sama berbalik
Kemudian menempuh jalan masing-masing,
Semoga kau bertemu seseorang di  ujung sana
Menemanimu melanjutkan langkah yang sempat sepi

Dan kemudian bertemu lagi suatu saat nanti…mungkin..
Ketika hati sudah cukup dewasa
Untuk memaknai  rasa ini


sf


20.6.11

Aku mendengar banyak jawaban tidak..

Terbangun pagi ini..
dan menyadari bahwa Tuhan mengambil sedikit kesempurnaan penglihatanku
hanya sedikit, tapi membuat diri gundah..
dan bertanya-tanya.

Mungkin..
Dan kemudian aku membawa diriku ke hari yang telah lalu
mencari-cari apakah yang salah.
Apakah aku telah berlaku adil kepada mataku..
dan..oh..haruskah aku selalu menyadarinya di saat-saat terakhir..
Haruskah aku selalu menyadarinya ketika aku tak memilikinya lagi.
Padahal aku selalu bersamanya selama ini

Dan kemudian aku membawa diriku jauh masuk ke dalam diri
mencoba bertanya kepada semua yang ada pada diriku
Kepada hati, jiwa, jantung, pikiran, perasaan, tangan, kaki, tubuh...
semua diri yang melingkupi diri
semua diri yang memiliki peranan 
semuanya...aku takut ada yang terlewat

Apakah selama ini aku sudah berlaku adil untukmu ?
Dan apa yang aku dengarkan
Aku mendengar banyak jawaban tidak..


sf

16.6.11

Mencari gaduh

Masih disini, dengan hati yang tetap sama
...
Sedang  tidak disini, dengan hati yang entah di mana….
Mungkin sedang melihat arak-arakan malaikat yang sedang lewat dengan senyapnya
Begitu hening….tapi terasa sangat gaduh ditelingaku…

Entah apa yang sedang terjadi…
Jika kamu sedang lagi sendiri, 
Kamu akan berusaha untuk mencari kegaduhan yang bisa membuatmu terlupa akan kesendirian
Tapi semuanya terasa asing meski begitu sangat akrabnya…
Bahkan dengan setiap suara jeritan serangga seperti sedang berpesta, begitu gaduh…

Tak ada yang perlu disesali untuk mengembalikan semua yang pernah terlewat…
Semua hanya onggokan dari kenangan tanpa jejak…
Semua hanya akan menjadi sampah yang memenuhi pikiran yang selalu mengiba untuk dikenang
Tanpa mau mengerti, kalau itu akan membuatmu sekarat…

Dimanakah tempat berakhirnya kenangan buruk yang selalu menghantui….
Mungkin juga tak punya tempat pemberhentian…
Dia akan terus menunggu untuk selalu dikenang…
Oh…sungguh sangat membuat sekarat…

Aku selalu terbangun dengan hati yang hampir mati….
Tak bisa memandang dunia dengan utuh…
Butuh kopi untuk membuat semuanya kembali normal…

Aku sedang tak ingin berdamai dengan keriuhan dunia, 
juga dengan orang-orang yang bernafas didalamnya… 
Ada kepura-puraan di sana… 
Tak ada lagi jiwa yang murni… terasa begitu memualkan…
Menggondok sampai tak dapat lagi disembunyikan…
Rasanya ingin pergi menjauh dari semuanya… 
Dan tak ingin tercemar seperti limbah yang terbuang.

Oh..suara-suara dunia yang mengganggu terasa begitu memuakkan…



sf






15.6.11

Sore


Bertemu dengan sore ini kemarin, dengan awan yang menghiasi wajahnya
Dia merona, karena menahan hujan dan semburat matahari
Saya takjub dan hatiku seperti mengambang di udara
Aku terus saja memandangnya hingga semuanya berganti gelap
Aku sebenarnya ingin tetap seperti ini..
Hanya duduk, diam dan memandangnya, jika saja aku bisa saya ingin memasukkan sore ini ke dalam kulkas, agar membeku dan bisa melihatnya kapan saja aku mau...
Tapi tidak bisa, sore ini seperti ice cream..sekejap saja, dan ketika habis membuat mata berkaca-kaca karena ingin lagi..
Kita mungkin tak akan bertemu lagi besok, tapi tetap akan bertemu dengan wujudmu yang berbeda dengan rupamu yang sama mengagumkannya..
Atau sebaliknya kau akan bertemu denganku besok, dengan diriku yang berwajah masam
Ini adalah rupamu di sore kemarin..bagaimana dengan hari ini ataupun esok..
Saya rasa saya akan tetap suka...

sf

 

8.6.11

Bukan apa-apa



Masa depan ternyata hanyalah sebuah kursi di halaman belakang
Di mana aku duduk sendiri di sana
Merasa bukan siapa-siapa
Merasa bukan apa-apa

(Fahd Djibran_a cat in my eyes; page 69)

Itu mungkin benar, sepenuhnya benar.
Aku hidup dalam kesunyian yang menyesatkan.
Aku rindu ingin pulang, tapi tak memiliki rumah yang dituju.
Aku terluka, dan semua menganggapku bodoh karena hal ini.
Mungkin karena kau tak merasakan lukaku..
Mungkin karena kau tak mengetahui betapa borok lukaku.

Dan di sinilah aku, di halaman belakang, duduk, sendiri.
Dan tak seorang pun yang menemaniku, karena semua sedang sibuk di halaman depan
Tempat ini hanya untuk seseorang yang bukan siapa-siapa, seperti aku.
Duduk sendiri dalam senyap dengan luka yang masih menganga bersama ingatan tentangmu.




sf


7.6.11

#the heart of life


The Heart Of Life

I hate to see you cry
Lying there in that position
There's things you need to hear
So turn off your tears
And listen

Pain throws your heart to the ground
Love turns the whole thing around
No it won't all go the way it should
But I know the heart of life is good

You know, it's nothing new
Bad news never had good timing
Then, circle of your friends
Will defend the silver lining

Pain throws your heart to the ground
Love turns the whole thing around
No it won't all go the way it should
But I know the heart of life is good

Pain throws your heart to the ground
Love turns the whole thing around
Fear is a friend who's misunderstood
But I know the heart of life is good
I know it's good 

history playing on winamp 285 will getting increased and makes this song buzzing in my mind wouldn't stop

6.6.11

Kopi dengan kepahitan yang aku punya

weheartit


Akhir-akhir ini aku selalu meminta secangkir kopi untuk menemaniku. Secangkir kopi hitam pekat dengan gula yang sedikit. Menyeruputnya ketika perasaan tidak menentu seperti ditemani seorang kawan yang mengerti benar dengan kepahitan yang sedang kau alami. Dengan gula yang sedikit karena rasa manis yang ada hanya seperti sebuah pengkhianatan dan itu lebih sakit lagi.

Aku hanya punya secangkir kopi yang mengepul dengan setia, entah mengapa saya selalu merasa tenang jika telah duduk diam dan tidak melakukan apa-apa selain bercakap-cakap dengannya  tentang semuanya . Aku rasa kopi hidup dari berkah kepahitan yang dimilikinya, dia jadi memiliki banyak teman di penjuru bumi dengan kepahitannya, tapi manusia dengan kepahitan itu sangat menyedihkan. Adakah yang lebih menyedihkan dari itu semua…
Bahwa kau sungguh sangat sakit tapi tak ada yang bisa mengobatinya.. Kamu ingin lari tapi tidak bisa, kakimu terpasung, hatimu terpasung, bahkan jiwamu juga ikut terpasung. Air matamu luruh tanpa alasan..

Saya sangat rindu tertawa terbahak-bahak sampai menangis, terbangun dengan perasaan bahagia, karena ada banyak hal yang ingin kau kerjakan dengan bersemangat pagi itu, dan kau dikelilingi oleh orang-orang yang kau kasihi.
Dan ketika kopimu mulai dingin, kau kini menyadari bahwa semua cinta yang kau miliki tidak berguna, menunggunya untuk menikmati kopi bersama-sama kini hilang  kau kini tahu bahwa dia tidak nyata, bahwa semua ini sia-sia, apakah dia sungguh-sungguh pernah ingin bersamamu atau dia sama sekali tak pernah memikirkanmu meski sedetik yang dia miliki…dan kau kini  kembali tersadar bahwa kau betul-betul sendiri.

Kau membuka matamu dan yang tersisa bersamamu hanya  ampas kopi, mata yang basah, dan kamar  berantakan yang dingin.

Dan yang pertama terlintas untuk kau lakukan hanya kembali ke dapur mengais-ngais, mencari kopi yang tersisa hanya untuk kembali merasa tenang.

sf

 

2.6.11

Punggungmu yang bisu, dan air mataku yang cerewet..


Saya tidak pernah menyadari kehadirannya, mungkin karena saya tidak pernah bertatap muka dengannya…
Sampai ketika aku memiliki gambar ini…gambar punggung milikku sendiri..
Punggung yang selama ini bersamaku, yang juga merasakan lelahku...
Yang terlupakan tapi memiliki kesetiaan melebihi  seekor anjing…
dia bahkan tak pernah berkhianat..
Dia juga tak pernah marah ketika kau tak membiarkannya berbaring sejenak
meski diselimuti kabut penat karena perbuatanmu sendiri.
Dia yang selalu melindungimu tanpa diminta..
Dia yang tertindih, dia yang tergerus letih, dia yang selalu setia di belakangmu
Dia yang tak secerewet mata, tak senakal tangan, tak seindah wajah,  dia yang hanya diam
Punggungku sayang, punggungku malang  mengapa kita baru bertemu sekarang…

Anehnya aku selalu menggemari  punggung orang-orang, termasuk punggungmu..
Mungkin kau tak tahu kecuali kau punya mata di belakang kepalamu tentunya,
Dan menangkap basah mataku yang terus menatap punggungmu ketika kau berbalik menjauh…
Bagaimana aku bisa menggemari sosok punggungmu ini…
Mungkin karena itu adalah anggota tubuhmu yang paling ramah..
Punggung mu yang tak pernah marah jika kupandangi…berbeda dengan wajah yang jika dipandangi  akan berbalik..atau dada yang memiliki kaki tangan  untuk menghindar..
Tapi punggungmu, malah selalu balas menatapku sampai hilang menjadi titik di ujung jalan

Punggungmu yang selalu menangkap kehadiranku..
Punggungmu yang selalu mengucapkan selamat tinggal ketika kau pergi..
Punggungmu yang selalu memanggil untuk dipeluk…
Punggungmu yang selalu akrab dengan air mataku…
Punggungmu yang bisu, dan air mataku yang cerewet..
Saling mengucapkan selamat tinggal


sf



1.6.11

Augusta & Claire

Augusta

with my name on it

typewriter notebook


Marie Claire




Aku selalu suka dengan buku, meskipun dunia sekarang ini telah dikepung oleh teknologi yang memikat mata..yah cuma memikat mataku, belum sampai memikat hatiku.
Siapa yang butuh buku jika sudah ada laptop yang kini seringan buku yang bisa menyimpan semua lembaran buku-buku yang ada di perpustakaan. 
Aku pun menikmati teknologi itu, tapi saya tidak bisa lupa dengan buku, dia seperti cinta pertama yang meski sudah tidak membara lagi tapi tetap menghangat di dalam hati..
Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika bertemu Augusta, saya bertemu dengannya di rumah Oma Anna yang membuatku menatap matanya dan memohon, bolehkah aku memilikinya ?...
Dan setelah menunggu (yah menunggu..aku selalu dibuat menunggu olehmu), Augusta kini bersamaku dalam dekapku..dengan namaku yang terukir di hatinya. 
Yang akan merekam semua cerita tentangmu dan menggambar hariku...
Kini kuperkenalkan dia dengan the famous Marie Claire, semoga mereka hidup berbahagia selamanya.


love
sf