weheartit |
Akhir-akhir ini aku selalu meminta secangkir kopi untuk menemaniku. Secangkir kopi hitam pekat dengan gula yang sedikit. Menyeruputnya ketika perasaan tidak menentu seperti ditemani seorang kawan yang mengerti benar dengan kepahitan yang sedang kau alami. Dengan gula yang sedikit karena rasa manis yang ada hanya seperti sebuah pengkhianatan dan itu lebih sakit lagi.
Aku hanya punya secangkir kopi yang mengepul dengan setia, entah mengapa saya selalu merasa tenang jika telah duduk diam dan tidak melakukan apa-apa selain bercakap-cakap dengannya tentang semuanya . Aku rasa kopi hidup dari berkah kepahitan yang dimilikinya, dia jadi memiliki banyak teman di penjuru bumi dengan kepahitannya, tapi manusia dengan kepahitan itu sangat menyedihkan. Adakah yang lebih menyedihkan dari itu semua…
Bahwa kau sungguh sangat sakit tapi tak ada yang bisa mengobatinya.. Kamu ingin lari tapi tidak bisa, kakimu terpasung, hatimu terpasung, bahkan jiwamu juga ikut terpasung. Air matamu luruh tanpa alasan..
Saya sangat rindu tertawa terbahak-bahak sampai menangis, terbangun dengan perasaan bahagia, karena ada banyak hal yang ingin kau kerjakan dengan bersemangat pagi itu, dan kau dikelilingi oleh orang-orang yang kau kasihi.
Dan ketika kopimu mulai dingin, kau kini menyadari bahwa semua cinta yang kau miliki tidak berguna, menunggunya untuk menikmati kopi bersama-sama kini hilang kau kini tahu bahwa dia tidak nyata, bahwa semua ini sia-sia, apakah dia sungguh-sungguh pernah ingin bersamamu atau dia sama sekali tak pernah memikirkanmu meski sedetik yang dia miliki…dan kau kini kembali tersadar bahwa kau betul-betul sendiri.
Kau membuka matamu dan yang tersisa bersamamu hanya ampas kopi, mata yang basah, dan kamar berantakan yang dingin.
Dan yang pertama terlintas untuk kau lakukan hanya kembali ke dapur mengais-ngais, mencari kopi yang tersisa hanya untuk kembali merasa tenang.
sf
sf
No comments:
Post a Comment