Surat untuk Para (Calon) Pembaca Rahim
Dear All, Mei sudah tiba, sekarang tinggal menghitung hari... Terima kasih karena kalian sudah mendukung saya. Dan mau menunggu kelahiran novel pertama saya. Sebuah kehormatan buat saya—kebahagiaan yang tak bisa saya wakilkan begitu saja pada kata-kata. Seperti kalian tahu, seorang penulis bukan siapa-siapa tanpa pembacanya. Seperti saya, saya bukan siapa-siapa tanpa kalian semua. Terima kasih sudah menjadi bagian penting dalam hidup saya.
Teman-teman yang baik, novel ini direncanakan akan terbit bulan ini. Mungkin sekitar pertengahan atau akhir Mei ini. Sekarang, segala sesuatunya sedang dipersiapkan di penerbit—supaya bisa hadir sebagai novel yang “tidak sekadar novel”. Saya menginginkan sesuatu yang istimewa dengan novel ini, saya ingin kelahirannya benar-benar layak kalian tunggu dan tidak mengecewakan. Mohon maaf karena kalian harus menunggu beberapa lama lagi, tapi saya janji, seperti yang saya rasakan, Rahim adalah buku yang paling saya nikmati pengerjaannya—dan saya mencurahkan hampir segalanya di sini. Sebaik yang saya bisa. Sejauh yang saya mampu. Semoga novel ini benar-benar layak untuk kalian tunggu dan tidak mengecewakan. :)
Seperti kalian, saya pun sudah tidak sabar untuk mengobrol akrab di ruang baca kalian melalui novel ini. Saya memiliki sebuah kisah yang ingin saya bagi. Kisah yang—menurut saya—sangat penting untuk kalian juga ketahui; kisah yang sebenarnya penuh rahasia. Pada saatnya, kalian akan tahu semuanya. Kini, saya ingin membuka satu saja—
Saya bercerita tentang Rahim. Sebuah tempat di balik tubuh seorang perempuan, tempat kejadian dan keajaiban hidup selalu terjadi dan tak pernah berhenti.
Ini cover dan blurb-nya… semoga kalian semakin penasaran untuk segera membacanya. Silakan pakai cover buku ini sebagai pic profil kalian di facebook atau di manapun, saya harap kalian bersedia. Bahkan, kalau kalian mau berbaik hati, kalian juga boleh repost surat ini di blog atau catatan facebook, atau membantu menyebarkannya ke milis-milis. Dan bergabunglah menjadi agen kebaikan penyebar Rahim (kasih sayang) ini kepada sebanyak mungkin orang di seluruh dunia. :D
===========================
Judul Buku: Rahim
Penulis : Fahd Djibran
Genre: Novel/Dongeng
Penerbit: GoodFaith Production
Editor: Nita Taufik
Konsep Artistik & Desain: WhatIf (Rizqa Abidin & Fahd Djibran)
Desain Sampul Depan : WhatIf (Bady Qb)
Ilustrator: WhatIf (Andriane Yuanita)
Tahun Terbit: 2010
Jadi, mengapa kisah ini penting untuk kuceritakan padamu? Agar kau lebih menghargai hidup. Menghargai setiap tarikan napas. Menghargai apa pun yang dianugerahkan Raja Semesta padamu. Kau beruntung memiliki orang tua yang baik dan mengasihimu, hingga saatnya kini kau bisa hadir di dunia dan menikmati segalanya—kau beruntung memiliki hidup.
Dan pada saatnya nanti, mungkin kau akan memiliki seorang anak yang bersemayam di rahim suci perempuanmu… Bila saat itu datang, apa pun alasanmu, kumohon jangan biarkan para penghuni Kerajaan Alam Rahim bersedih dan terluka lagi: jangan sekalipun kau berpikir untuk menggugurkan kandungannya atau malah melakukannya. Jangan menodai kesucian rahim perempuanmu. Jangan lakukan itu. Kumohon.
…asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta.
Daftar Isi
PROLOG
CERITA
FETUS
PERMULAAN
GERAK
LANUGO
JEDA
MENDENGARKAN
SIRKUS
WAKTU
IBU
PERSIAPAN
ABORSI
AYAH
PERALIHAN
REKRUTMEN
KELAHIRAN
RAHIM SEMESTA
EPILOG
===========================
Begitulah kira-kira novel pertama saya. Tentu saja baru saya bukakan sedikit saja. Semoga kalian bersedia menunggunya lahir untuk beberapa saat lagi. Meski sebenarnya, saya sudah begitu tak sabar menghadirkannya di ruang baca kalian.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai buku ini, atau jika barangkali kalian ingin memesan novel ini lebih dulu sebelum ia benar-benar bermain dan berkeliaran di toko-toko buku, kalian bisa mengirimkan e-mail ke: kurniaesa.script@gmail.com
Balaslah surat ini jika kalian mau. Kalian bisa melakukannya dengan memberi komentar di blog maupun facebook. Semoga kita segera bertemu. :)
Salam hangat,
Fahd Djibran
Rahim: Fahd Djibran -- baca lebih jauh di sini: fahd-isme
No comments:
Post a Comment